Postingan

Menampilkan postingan dengan label Konservasi tanah

Hutan Kota ditengah Kemajuan dan Kebutuhan

Gambar
Pembangunan perkotaan selalu penuh dengan tantangan dan kontroversi terutama mengenai ketersediaan lingkungan yang nyaman dan kebutuhan/tuntutan akan area perkantoran, pertokoan, sarana prasarana umum/jalan serta industri. Keberadaan sebuah Masterplan yang berorientasi lingkungan merupakan sebuah keharusan, pada era dewasa ini kita sudah melihat adanya kota besar yang tumbuh dan berkembang tanpa adanya masterplan yang berwawasan lingkungan dimana terjadinya tumpang tindih antara ketersediaan lingkungan yang nyaman dan aman serta kebutuhan akan perkembangan jaman. Banyaknya gedung tinggi, sarana perhubungan, industri telah membuat hilangnya wilayah hijau, resapan, serta meningkatnya pencemaran baik air dan udara pada kota kita, hal ini bisa dijadikan renungan untuk membangunan kota kita lebih baik dimasa depan. Keberadaan hutan kota bisa menjadi salah satu alternatif untuk menciptakan lingkungan perkotaan yang indah dan nyaman. Hutan kota adalah ruang terbuka yang ditumbuhi veg

Ruang Terbuka Hijau Perkotaan

Gambar
Ruang Terbuka Hijau (RTH) kota adalah : Bagian dari ruang-ruang terbuka (open spaces) suatu wilayah perkotaan yang diisi oleh tumbuhan, tanaman, dan vegetasi (endemik, introduksi) guna mendukung manfaat langsung dan/atau tidak langsung yang dihasilkan oleh RTH dalam kota tersebut yaitu : Keamanan Kenyamanan Kesejahteraan dan Keindahan wilayah perkotaan tersebut. Permintaan akan pemanfaatan lahan kota yang terus tumbuh dan bersifat akseleratif untuk pembangunan berbagai fasilitas perkotaan, termasuk kemajuan teknologi, industri dan transportasi, selain sering mengubah konfigurasi alami lahan/bentang alam perkotaan juga menyita lahan-lahan tersebut dan berbagai bentukan ruang terbuka lainnya. Kedua hal ini umumnya merugikan keberadaan RTH yang sering dianggap sebagai lahan cadangan dan tidak ekonomis . Di lain pihak, kemajuan alat dan pertambahan jalur transportasi dan sistem utilitas, sebagai bagian dari peningkatan kesejahteraan warga kota, juga telah menambah jumlah

Identifikasi, perencanaan dan pengendalian lahan rawan longsor

Gambar
Daerah rawan longsor harus dijadikan areal konservasi, sehingga bebas dari kegiatan pertanian, pembangunan perumahan dan infrastruktur. Apabila lahan digunakan untuk perumahan maka bahaya longsor akan meningkat, sehingga dapat mengancam keselamatan penduduk di daerah tersebut dan di sekitarnya. Penerapan teknik pengendalian longsor diarahkan ke daerah rawan longsor yang sudah terlanjur dijadikan lahan pertanian. Areal rawan longsor yang belum dibuka direkomendasikan untuk tetap dipertahankan dalam kondisi vegetasi permanen, seperti cagar alam, kawasan konservasi, dan hutan lindung. Perencanaan dan pengendalian tanah rawan longsor dibagi menjadi : mekanis (sipil teknis) vegetatif atau kombinasi keduanya. Pada kondisi yang sangat parah, pendekatan mekanis seringkali bersifat mutlak jika pendekatan vegetatif saja tidak cukup memadai untuk menanggulangi longsor. Teknik Pengendalian Longsor secara Vegetatif Pengendalian longsor dengan pendekatan vegetatif pada

Identifikasi daerah rawan bencana untuk mencegah dampak bencana

Gambar
Cukup bebal rasanya telinga kita bila mendengar dan melihat berita di media tentang adanya bencana alam, khususnya banjir dan  tanah longsor. Apakah memang ini sudah takdir...? Memang kita harus berfikir dan melihat dengan mata jernih untuk mengatakan itu, sebagian besar mengatakan takdir, dan itu memang tidak salah karena memang manusia hanya sebutir debu dihadapan-Nya. Tapi apakah dengan mengatakan takdir semua masalah selesai...? ini adalah pertanyaan yang sampai sekaran belum bisa terjawab. Apakah hal ini tidak bisa dicegah....? Apakah memang harus terjadi bencana....?.... Sudah Nasib....???? Kalau kita lihat beberapa tahun kebelakang, sekitar tahun 70-an s/d 80-an, sepertinya kita jarang mendengar adanya bencana banjir dan tanah longsor, tapi pada era tahun 90-an s/d sekarang 2011 sepertinya banjir dan tanah longsor sudah jadi menu wajib yang harus kita santap tidak perduli apakah desa, kota, terpelajar, buta huruf semuanya harus merasakan dan menikmati suka atau t

Sumur Resapan

Gambar
Dalam siklus hidrologi, jatuhnya air hujan  ke bumi merupakan sumber air yang dapat dipakai untuk keperluan mahluk hidup. Dalam siklus tersebut, secara alamiah air hujan yang jatuh ke bumi sebagian akan masuk ke perut bumi dan sebagian lagi akan menjadi aliran permukaan yang sebagian besar masuk ke sungai dan akhirnya terbuang percuma masuk ke laut. Dengan kondisi daerah tangkapan air yang semakin kritis, maka kesempatan air hujan masuk ke perut bumi menjadi semakin sedikit. Sementara itu pemakaian air tanah melalui pompanisasi semakin hari semakin meningkat. Akibatnya terjadi defisit air tanah, yang ditandai dengan makin dalamnya muka air tanah. Hujan berkurang sedikit saja beberapa  waktu maka air tanah cepat sekali turun. Kondisi semakin turunnya muka air tanah kalau dibiarkan terus, maka akan berakibat sulitnya memperoleh air tanah untuk keperluan pengairan pertanian dan keperluan  mahluk hidup lainnya. Disamping itu dapat menyebabkan intrusi air laut semakin dalam ke arah daratan

Berita terbaru